Tag

, ,

 

Kayu, Kegunaan & Daya Yang Dipunyainya.

Dikalangan masyarakat kita, terutama yang ada di Pulau Jawa, ada yang mempunyai keyakinan bahwa untuk beberapa jenis kayu tertentu, ada yang memiliki daya gaib dan khasiat tertentu. Asal kayu tersebut bisa saja karena berasal dari pohon atau kayu bekas tempat keramat atau yang dikeramatkan seperti makam leluhur, para Wali atau karena langka, susah mendapatkannya atau bisa juga karena memiliki sifat khusus yang tidak dimiliki kayu lain.

Derajat tuah kayu tergantung dari tempat tumbuh, lingkungan dan tata cara pengambilannya yang kadangkala memerlukan sesajian. Selain itu gambar yang ada pada kayu karena proses alam atau pembusukan atau penyakit pohon kadangkala diyakini memiliki pengaruh gaib juga, contohnya Pelet Kendhit pada warangka keris dari kayu Timaha dipercaya memiliki daya mengikat tamu hingga mereka tidak meninggalkan tempat hajatan sebelum acara selesai.

Ternyata kepercayaan ini terdapat juga dibeberapa suku bangsa lain, bukan hanya bangsa kita saja.

Dengan mengacu beberapa sumber, antara lain :
Drs. Budihardono, Ir. Bambang W.B. , R. Oesodo, Ir. Wibatsu HS dan sumber lainnya diuraikan dibawah. Beberapa jenis kayu yang secara tradisional dianggap bertuah. Penyertaan nama latin untuk menambah informasi mengenai jenis kayu tersebut

 

RAGAM KAYU BERTUAH

Tidaklah bijak apabila benda bertuah dengan serta merta diartikan sebagai benda yang dihuni makhluk halus. Sebagian masyarakat kita memang memiliki pemahaman demikian. Hal yang perlu dliuruskan dengan menjawab pertanyaan,”dari manakah asal muasal kekuatan yang ada di balik benda bertuah ? Secara awam kita bisa saja menjawab sumber kekuatan itu dari tuhan. Namun jawaban demikian tentunya sangat klise apalagi bagi siapapun yang selalu menjunjung tinggi tradisi ilmiah. Wajar lah kiranya, karena kita memilikii otak dengan kapasitas lebih besar agar dapat berguna untuk berfikir ilmiah dan bijaksana.

ASAL KEKUATAN BENDA BERTUAH

Benda bertuah khususnya ragam kayu bertuah, biasanya kuantitasnya sangat terbatas. Sesuai dengan hukum keseimbangan alam, semakin tinggi kualitas makhluk, sebaliknha kuantitasnya semakin kecil. Seperti halnya binatang buas semakin buas jenis binatang, semakin kecil pula kuantitasnya. Walau tampak kontradiktif, hal itu sebenarnya merupakan mekanisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup kayu atau binatang itu sendiri maupun kayu dan binatang lainnya. Misalnya jika jumlah harimau melebihi jumlah hewan yang menjadi pakannya, maka lama-kelamaan akan banyak harimau yang mati kelaparan dan bisa mengakibatkan kepunahan. Demikian pula misalnya pohon beringin, semakin banyak pohon beringin tumbuh di suatu tempat justru akan membuat kepunahan pepohonan lainnya karena pakan dan energinya mendominasi tumbuhan lainnya. Kepunahannya bisa diakibatkan oleh evolusi alam maupun ulah manusia. Namun lebih sering ulah manusia lah yang menyebabkan jenis-jenis tumbuhan dan binatang menjadi punah. Oleh sebab itu pemanfaatan kayu yang sulit dibudidaya atau rentan tejadi kepunahan harus patuh kepada hukum keseimbangan alam. Pada bagian akhir akan saya jelaskan mengenai hal ini.

Setiap jenis kayu memiliki karakter serat dan sel kayu yang berbeda-beda. Membuat sifat masing-masing jenis kayu juga berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi pula oleh karakter iklim dan geologi di mana jenis kayu tersebut dapat tumbuh dengan kualitas paling baik. Sehingga setiap jenis kayu memiliki kegunaan, khasiat, kelebihan, maupun terdapat kekurangan yang berbeda-beda pula. Sedikit telah saya singgung di atas soal faktor yang mempengaruhi dayaguna, sifat, karakter dan kekurangan setiap jenis kayu. Namun semua itu masih dalam dimensi fisik. Selanjutnya dalam dimensi metafisik atau sesuatu yang ada di balik benda fisik, yakni dari mana asal-muasal adanya tuah atau daya kekuatan dari berbagai jenis kayu ? Berikut faktor-faktor yang dapat saya identifikasikan, paling tidak berguna untuk memberikan penjelasan dari sudut pandang ilmiah.

Faktor Usia : Berpulang pada rumus bumi bahwa energi bersifat abadi (selama bumi masih eksis), kehilangan energi hanyalah karena adanya perpindahan materi energi ke obyek dan mungkin dimensi lainnya saja. Sebaliknya segala macam benda fisik tidak bersifat abadi, melainkan mengalami kerusakan dan kehancuran. Ada jenis benda yang cepat rusak dan ada pula yang berusia sangat lama hingga memakan waktu jutaan bahkan milyaran tahun. Benda-benda seperti kaca butuh waktu antara 100 hingga 1000 tahun lebih untuk membusuk hingga dikatakan tidak bisa membusuk. Demikian pula makhluk hidup ada yang berumur sangat pendek hingga berumur ribuan tahun, termasuk di dalamnya ragam jenis tetumbuhan. Apapun benda dan tumbuhan yang ada di planet bumi ini, bersifat menyerap dan memancarkan energi. Penyerapan energi sebagai in-put dan pemancaran energi sebagai out-put. Antara in-put dan out-put menjadi mekanisme yang selaras dan seimbang. Terkurasnya energi hingga terasa lemah dan lemas merupakan peristiwa ketidakseimbangan antara in-put dengan out-put energi ke dalam tubuh atau tumbuhan. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor di antaranya penyakit yang menimbulkan gangguan metabolisme dan gangguan asupan makanan sebagai sumber energi. Secara umum suatu benda hidup selalu surplus dalam mekanisme in-put dan out-put energi. Pada tumbuhan, kelebihan energi akan disimpan dan menyatu dengan batang terutama pada inti batang (Jawa: galih) pohon yang biasanya berwarna lebih tua dan terletak di lingkaran paling dalam batang pohon. Bagian luar kayu terlebih bagian kulit terdiri dari sel-sel muda, sementara itu bagian dalam merupakan pemadatan dari sel-sel yang lebih tua. Semakin tua umur pohon, semakin besar lingkaran galih pohon. Semakin besar pula mengakumulasi energi alam. Akumulasi energi inilah yang mempengaruhi besar-kecilnya tuah suatu pohon.

Faktor Karakter Sel. Selain faktor usia, kayu bertuah disebabkan oleh unsur yang terkandung dalam zat serta sifat-sifat sel pohon. Spesifikasi unsur zat dan sifat suatu pohon akan menentukan dari mana asal unsur energi yang diserapnya. Misalnya pohon yang banyak menyerap energi tanah, akan menjadikan pohon tersebut dapat berfungsi sebagai ground atau bermanfaat sebagai penetralisir daya listrik positif. Peristiwa ini terjadi misalnya pada pohon Nagasari. Hal yang sama terjadi pada ragam jenis bebatuan alam. Sehingga kita dapat memahami bagaimana batu akik dapat memiliki energi yang spesifik dan mempunyai khasiat yang khusus pula.

Faktor Lokasi. Pada jenis pohon yang sama, tetapi tumbuh di lokasi yang berbeda akan dapat menentukan pula perbedaan serapan energi. Hal itu menentukan besar kecilnya khasiat atau daya kekuatan kayu walaupun ia masih dalam satu jenis. Bereda lokasi alam tentu berbeda pula pusaran energinya. Lokasi alam yang lebih besar memancarkan energi memungkinkan untuk menambah besarnya energi yang terserap pohon yang tumbuh di tempat itu.

Faktor Spesifik. Faktor ini lebih sulit diidentifikasi karena untuk pembuktian juga jauh lebih sulit. Yakni karakter pohon yang banyak menyerap energi alam dan mampu mengikat energi itu dalam waktu yang tidak diketahui batas waktunya atau relatif permanen. Bahkan pohon yang sudah ditebang pun kayunya masih mampu menyerap energi alam. Karakternya hampir menyerupai batu alam hanya bedanya benda ini pernah tumbuh dan hidup dalam waktu yang panjang.

Dapat disimpulkan bahwa kayu yang memenuhi keempat faktor di atas, yakni berasal dari pohon yang banyak menyerap energi alam, yang tumbuh di lokasi alam berenergi besar dan berusia sangat tua, tetapi mampu mengikat energi relatif permanen. Akan menjadikannya kayu yang berkhasiat super istimewa atau kayu sangat bertuah, powerfull. Bagi seseorang yang kurang memahami hakekat alam, bisa saja dengan gegabah menyimpulkan kayu tersebut dihuni oleh jin atau makhluk halus. Ini pendapat yang konyil sekali. Biasanya pendapat demikian dari orang yang justru tidak ada kemampuan melihat dan mendeteksi secara metafisis sebuah kayu. Yang lebih parah pendapat gegabah tersebut diikuti oleh seseroang yang kemudian dijadikannya sebagai sarana propaganda agama untuk mendiskreditkan orang lain. Dari berbagai uraian di atas adalah berbagai ragam jenis kayu bertuah yang berasal dari tanah Nusantara ini. Di antaranya berikut ini ;

1. Kayu Setigi Darat/Kastigi

~Efek kerejekian

~Keselamatan

~Ketenteraman

GambarSTIGI DARAT/KAYU KASTIGI

GambarSTIGI UNGU

Galih Kastigi Ungu

2. Kayu Setigi Laut/Mentigi/Drini

~Kewibawaan

~Kekuatan

~Anti daya negatif

3. Kayu Mentawa/tawa

~Penetral daya atau getaran negatif

~Penawar racun gaib

~Sangat bagus untuk warangka atau sarung keris, tumbak dsb.

GambarKAYU MENTAWA

4. Kayu Lotrok

~Menyembuhkan penyakit akibat daya negatif seperti ; santet, tenung, jengges, guna-guna, pelet, dsb.

~Mempermudah atau memperlancar bagi wanita yang kesulitan melahirkan anak.

4. Kayu Lotrok

~Menyembuhkan penyakit akibat daya negatif seperti ; santet, tenung, jengges, guna-guna, pelet, dsb.

~Mempermudah atau memperlancar bagi wanita yang kesulitan melahirkan anak.

Kayu Lotrok

5. Kayu Tengsek

~Kewibawaan dan kekuatan

~Ditakuti bangsa lelembut dan binatang buas

Kayu Tengsek

6. Kayu Telasih

~Spesial pengasihan secara universal

7. Kayu Kebek/Kebak

~Spesial membuka jalan dan melancarkan rejeki

Kayu Kebek/Kebak

8. Kayu Pronokuning

~Menjaga kesehatan

~Obat penyakit kencing manis

~Anti sariawan untuk anak kecil

~Ketentraman

Kayu Pronokuning

9. Kayu Boga

~Spesial untuk memancarkan ‘aura’ dalam usaha dagang menjadi laris

10. Galih Kelor

~Efek menolak daya atau kekuatan negatif

11. Galih Asem

~Keluhuran atau kemuliaan

~Ketentraman

~Menajamkan indera batin

Galih Pohon Asem Jawa

12. Kayu Kalimasada

~Efek menetralkan segala getaran energi baik positif maupun negatif

~Menambah kewibawaan dan keselamatan

~Penyedot dan penetralisir daya kekuatan musuh

Kayu Kalimosodo

13. Kayu Wanyu

~Efek mendorong ke derajat tinggi

14. Kayu Kalampis Hitam

~Spesial untuk keselamatan secara universal

15. Kayu Songgolangit

~Efek menambah kekuatan jiwa dan raga, lahir dan batin

~Efek positif mendorong pada kemuliaan

16. Kayu Walikukun

~Efek keselamatan universal

17. Kayu Srigading

~Efek menarik rejeki dan kederajatan

18. Kayu Nogosari

~Anti petir

~Meningkatkan kekuatan lahir dan batin

~Efek kewibawaan

~Meningkatkan ketajaman indera batin

Kayu Nagasari

19. Kayu Wide

~Sama dengan efek kayu tengsek

20. Kayu Dewandaru

~Anti daya negatif

~Keluhuran dan kemuliaan

~Kederajatan dan kewibawaan

Kayu Dewondaru

21. Kayu Kengkeng

~Kekuatan lahir dan batin

22. Kayu Santan Brahma

~Sama dengan kayu pronokuning

~Untuk menurunkan darah tinggi

23. Kayu Gaharu

~Ketentraman dan kedamaian

~Mengasapi pusaka

~Merangsang pamor atau kekuatan benda bertuah

~Pengharum ruangan dan menabah kerejekian

~Membantu proses meditasi, samadi, atau tafakur

Kayu Ber-resin Gaharu

24. Kayu Paku Wojo

~Sama dengan kayu

25. Kayu Galih Johar

~Efek ketentraman dan kerluhuran

26. Kayu Munglen/wunglen

~Ketentraman dan keluhuran

27. Kayu Lingga Manik

~Menambah kekuatan batin

~Menajamkan indera batin

28. Kayu Tayuman

~Mempermudah terwujudnya suatu harapan

29. Kayu Cendana

~Efek penguat tuah kayu lainnya

~Ketentraman lair batin

30. Kayu Wigig

~Menambah kecerdasan pikir

~Kebijasksanaan dan keteguhan hati

31. Kayu Liwung

~Keselamatan tanpa kompromi

~Kemuliaan

Kayu Liwung

32. Kayu Menging

~Efek kewibawaan

~Anti hama

33. Kayu Jati Luwih

~Efek kederajatan dan aura ketentraman

34. Kayu Sisir

~Efek sebagai penguat tuah kayu lainnya

35. Kayu Rampung

~Mempercepat terwujudnya suatu cita-cita dan harapan

36. Kayu Rukun

~Sama dengan kayu kebak

37. Kayu Rau

~Spesial anti daya negatif

38. Kayu Sulastri

~Pengasihan

~Keharmonisan rumah tangga

~Kehangatan

~Kesetiaan

~Kebahagiaan

39. Kayu Songo Wojo

~Spesial untuk keteguhan dan keselamatan

40. Kayu Walik Angin

~Untuk mengendalikan gerak angin

~Memindahkan lokasi mendung atau hujan

~Meredakan angin besar seperti topan dan lesus

Kayu Walik Angin

CATATAN PENTING

Kiranya perlu untuk saya sampaikan cara pemanfaat berbagai ragam kayu bertuah seperti di atas bukan dengan cara menebang pohonnya, kecuali roboh oleh peristiwa alam dan alamiah misalnya usianya sudah terlalu tua atau mengambil dahan yang patah terkena angin, hujan atau akibat force major. Hindari pemanfaatan kayu yang diambil dengan cara sengaja menebangnya. Pemanfaatan kayu dengan cara menebang pohonnya atau sekedar memotong dahannya biasanya akan sangat mengurangi atau bahkan menghilangkan samasekali keampuhan khasiat kayu-kayu tersebut. Bahkan untuk beberapa di antaranya kayu seperti kayu Nagasari daya kekuatan dan khasiatnya akan pudar kemudian hilang dengan sendirinya. Hal itu dapat dijelaskan dengan metode keselarasan dan harmonika antara manusia dengan alam. Manusia tidak bolek merusak alam dengan alasan apapun. Apalagi terhadap kayu-kayu bertuah yang biasanya sangat terbatas jumlahnya. Demikian apa yang dapat saya share kepada sedulur dan seluruh pembaca yang budiman. Dengan harapan ada sedikit manfaat, menambah khasanah ilmu dan spiritual khususnya yang ada di Nusantara.